Mengawali tahun 2023 yang bertepatan dengan bulan Rajab tahun 1443 H, manajemen di Rumah Qur’an Al Badr menyelenggarakan agenda kegiatan Rihlah tahunan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas manajemen dan kinerja di Rumah Qur’an ( RQ ) Al Badr.


Barangkali ada di antara masyarakat yang kemudian bertanya tanya, apa kah kegiatan outbond itu ?.
Secara istilah, kegiatan outbond adalah satu bentuk metode pembelajaran dan pelatihan yang dapat dilakukan baik di alam terbuka atau pun di dalam ruangan tertutup.
Tujuan utama kegiatan dalam Outbound ialah sebagai sarana untuk mengembangkan keberanian, kepercayaan diri serta kekompakan di dalam sebuah team manajemen baik di dalam sebuah perusahaan maupun organisasi, dalam hal ini pengelola di Rumah Qur’an Al Badr.
Dalam dunia team work di sebuah perusahaan ataupun di dalam sebuah organisasi sosial, kegiatan outbound biasa diistilahkan sebagai “team building”, atau sering juga disebut dengan “capacity building”, yang merupakan program pelatihan manajemen yang dirancang untuk membangun jiwa kepemimpinan dan teamwork untuk individu individu di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Ada banyak ragam jenis kegiatan outbond yang dapat dilakukan, yang umumnya berupa kombinasi antara optimalisasi kemampuan fisik, kecerdasan personal, serta kekuatan mental.
Jenis jenis ragam kegiatan dalam outbond yang sangat bervariasi tersebut dapat berupa jenis kegiatan yang sederhana hingga yang kompleks, mulai dari yang mudah dan aman, hingga yang beresiko keselamatan tinggi, serta mulai dari yang murah meriah hingga yang mewah.
Pada agenda acara rihlah tahunan kali ini, manajemen Rumah Qur’an Al Badr menyelenggarakan kegiatan outbound di sebuah lokasi alami yang dikelola oleh dinas Perhutani yaitu komplek air terjun Cilember, di Megamendung, kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dipilihnya lokasi outbound tersebut adalah berdasarkan pada pilihan jenis kegiatan yang dituju agar dapat memenuhi spesifikasi karakteristik yang murah, meriah, efektif, sederhana, dan dengan tingkat resiko menengah, serta masih memiliki keterkaitan dengan ruang lingkup kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di Rumah Qur’an Al Badr, yaitu menggabungkan antara unsur tafakur alam ( kajian tauhid di alam terbuka ), Tilawah Al Qur’an di dalam kesejukan alam pegunungan, sekaligus sebagai sarana praktek kemampuan berbahasa Arab, yaitu dengan berdialog langsung kepada “native speaker bahasa Arab” yang merupakan wisatawan mancanegara yang bisa jadi sedang berkunjung ke sana pula pada waktu yang bersamaan.
Sebagai informasi, wana wisata air terjun Cilember merupakan sebuah lokasi alam terbuka yang dikelola oleh Perhutani Jawa Barat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal di wilayah Jawa Barat dan masyarakat internasional yang mayoritas berasal dari negara negara di wilayah Timur Tengah, seperti Arab Saudi, ataupun negara negara di Uni Emirat Arab.
Perjalanan menuju lokasi air terjun Cilember.
Pada hari Sabtu, tanggal 13 Rajab 1444 H, bertepatan dengan tanggal 4 Februari 2023 M, rihlah tahunan Rumah Qur’an Al Badr diikuti oleh 7 orang peserta dari seksi kepengurusan Rumah Qur’an, sementara itu 2 orang pengurus lainnya izin abstain oleh karena ada satu dan lain hal.





Rombongan tiba di mushola yang berada di sisi utara air terjun Cilember ke tujuh yang berada di lokasi paling bawah, untuk sholat Dhuha dilanjutkan dengan kegiatan tilawah Al Qur’an, kemudian mengadakan musyawarah team pengurus Al Badr di tepi sungai kecil berair jernih yang terdapat di sekitar air terjun.









Pada kesempatan ini, ketua team perjalanan rihlah, ustadz Salim. Lc. berkesempatan untuk berdialog dengan seorang wisatawan dari Uni Emirat Arab, berkebangsaan Oman yang kebetulan bertemu di lokasi air terjun.
Dialog sempat berjalan beberapa saat hingga akhirnya wisatawan dari Oman tersebut menyatakan kegembiraannya dapat berdialog dengan orang Indonesia dalam bahasa Arab.
Wisatawan tersebut pun sempat menanyakan, bagaimana caranya ustadz Salim dapat lancar berdialog dengan nya dalam bahasa Arab.
Pertanyaan tersebut pun dijawab, yaitu dengan cara bersekolah di universitas jurusan Syariah dan bahasa Arab.


Perjalanan pun melintasi jalan setapak masuk ke dalam wilayah hutan yang cukup lebat melalui track yang menanjak cukup curam, namun sudah tertata rapi oleh undakan batu yang disusun menyerupai tangga, hingga akhirnya rombongan tiba di air terjun nomer 5 untuk menikmati keindahan alam sekitarnya, sambil beristirahat sejenak dan mendirikan sholat Dhuhur berjamaah di atas tanah di dalam keteduhan wilayah hutan.



Bila kondisi jalan lintasan yang sebelumnya dilalui sudah tertata rapi maka pada jalur pendakian menuju lokasi air terjun ke 5 sampai air terjun yang di atas nya ( no 4,3,2, dan 1 ) sejauh sekitar 1,5km merupakan jalur ekstrim dan cukup berbahaya karena sejatinya terbentuk secara alami sebagai lintasan yang dilalui oleh aliran air ketika turun hujan yang berada tepat di sisi jurang yang dalam yang dipenuhi pepohonan.

Oleh karena keterbatasan waktu yang tersisa, rombongan rihlah pun memutuskan untuk tidak singgah di air terjun tersebut dan memilih untuk langsung melanjutkan pendakian hingga ke air terjun no 2.
Sedemikian terjalnya kondisi jalur pendakian, seluruh rombongan pun terpaksa harus mencari dan memanfaatkan batang batang kayu yang berserakan agar masing-masing dapat memiliki pegangan yang lebih kokoh yang dapat mencegah terpeleset nya peserta dari jalur pendakian.




Keindahan panorama air terjun sejenak dapat melupakan rasa lelah setelah beberapa jam lamanya berjalan di medan yang terjal.
Akan tetapi, kenyamanan yang sejenak dirasakan pun seolah hilang dengan adanya serangan sekawan pacet penghisap darah yang berdatangan.
Beberapa anggota rombongan pendakian pun sempat berdarah darah terkena pacet, saling tolong menolong bergotong royong melepaskan pacet pacet yang sudah terlanjur menempel di pergelangan tangan atau kaki.
Perlengkapan P3K pun langsung dikeluarkan untuk mengobati tangan dan kaki yang terkena serangan pacet.
Setelah kisah dramatis saling bergotong royong melepaskan Pacet selesai, rombongan pun kembali meneruskan perjalanan menuju air terjun no 1, yang berada di lokasi yang paling tinggi pada kompleks air terjun Cilember.


Perjalanan turun pun ternyata tak kalah menantang nya bila dibandingkan dengan perjalanan saat naik. Beberapa anggota rombongan sempat terpeleset dan terjatuh akibat tanah pijakan yang begitu labil dan licinnya.



Dokumentsi kegiatan Rumah Qur’an al Badr. Ustadz Salim. Lc. bersama Rekan Mr. Abdullah bin Fulan, sebut saja Mr. Abdurahman bin Fulan yang menyertai Mr. Abdullah bin Fulan dalam perjalanan kunjungan nya di Cilember, namun hanya sampai di air terjun ke 5 oleh karena medan pendakian yang cukup berat.

Setelah bertegur sapa, rombongan pun sejenak berbagi cerita mengenai pengalaman serangan pacet yang baru saja dialami rombongan rihlah. Dalam bahasa Arab, terjadi dialog antara anggota rombongan dengan para turis mancanegara, maka ketua rombongan Rumah Qur’an Al Badr pun memperkenalkan diri kepada wisatawan mancanegara tersebut yang ternyata berasal dari Saudi Arabia, tepatnya dari kota Jeddah.
Wisatawan mancanegara tersebut pun sempat bertanya perihal bagaimana bisa lancar berbahasa Arab, yang kemudian dijawab dengan bersekolah di universitas jurusan Syariah dan bahasa Arab.
Setelah berpamitan, para wisatawan dari Jeddah tersebut langsung meneruskan perjalanan naik ke atas perbukitan. Akan tetapi selang 10 menit berlalu, para wisatawan mancanegara tersebut kembali turun, tidak melanjutkan pendakian nya. Bisa jadi karena tidak terbiasa oleh kondisi jalur pendakian yang terjal dan cukup sulit untuk dilalui.
Saat bertemu kembali dengan rombongan rihlah yang sedang beristirahat, wisatawan asal Jeddah tersebut kembali bertanya dalam redaksi bahasa Arab. Dialog yang terjadi adalah menanyakan untuk memastikan apakah rombongan rihlah ini penghafal Al Qur’an. Ketua rombongan rihlah, ustadz Salim pun mengkonfirmasi bahwa seluruh anggota rombongan rihlah adalah para penghafal Al Qur’an.
Beberapa anggota rombongan rihlah ada yang sedang menghafal juz 29, ada yang sudah hafal juz Amma, ada yang baru 2/3 dari juz Amma, dan ada pula yang baru setengah bagian dari Juz Amma.
Setelah berpamitan, wisatawan mancanegara tersebut memberikan semacam hadiah yang tak terduga kepada rombongan rihlah. Secara spontan wisatawan tersebut menyerahkan hadiah tanda cinta berupa uang tunai sejumlah 700rb bagi seluruh anggota rombongan rihlah yang berjumlah 7 orang, kami ucapkan Alhamdulillah, Syukron Jazaakallahu khoiron, barakallahu fiikum.
Tepat pukul 15.30 rombongan rihlah sampai di basecamp air terjun no 7 dan langsung menuju musholla untuk melaksanakan sholat Asar berjamaah.
Pukul 16.30 rombongan rihlah undur diri untuk kembali ke Jakarta dan tiba di Jakarta pukul 19.00 dengan selamat.
Alhamdulillaahi robbil ‘alamiin..
________________________________________________________________________________________________________________
*) Catatan kaki :
Rumah Qur’an Al Badr Jakarta juga telah menyelenggarakan rihlah kedua pada bulan Maret 2023 di desa Pakis Jaya, Kabupaten Karawang dengan tema rihlah ” Silaturahmi dan distribusi bantuan mushaf Al Qur’an”
Untuk liputan lengkap mengenai rihlah tersebut dapat diperoleh pada halaman website Rumah Qur’an Al Badr :