Disebutkan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh imam Muslim :
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”
Berdasarkan makna yang tersirat dari hadits tersebut, maka hikmah yang bisa diambil di dalam proses belajar ialah ” jangan pernah ada kata untuk berhenti ( belajar )”.
Maksud dari kata larangan”berhenti” dalam hal ini adalah keadaan yang benar benar berhenti, sehingga terdiam, dan tidak ada lagi keinginan untuk meneruskan belajar, karena sejatinya belajar adalah sebuah rangkaian proses menuju kepada suatu penyempurnaan.

Adapun apabila berhentinya itu adalah sebuah jeda singkat sebagai waktu selingan untuk rehat sejenak, justru akan menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat sebagai sebuah proses persiapan untuk melanjutkan tahapan belajar yang berikutnya.
Di dalam Al Qur’an, ditemukan sebuah petunjuk agar dapat bersikap Istiqomah dalam mengerjakan setiap amal amal kebaikan, termasuk di dalamnya adalah kegiatan belajar.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ
Artinya : Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
( Al Insyiroh : 7 )
Dalam buku tafsir Juz ‘Amma yang disusun oleh Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, beliau menuliskan tafsir dari ayat tersebut :
Jika kamu telah selesai mengerjakan kesibukan duniamu, maka berdirilah dan semangat dalam mengerjakan ibadah yang dengannya kamu akan mendapatkan akhiratmu lebih baik, dan janganlah kamu habiskan waktumu hanya untuk urusan dunia semata, tetapi seimbangkanlah dengan amalan akhirat dan dzikir kepada Allah.
Waktu yang lapang adalah nikmat dari Allah.
Rasulullah shalallahu alayhi wasallam bersabda :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.”
( Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhori : 6412 , dari hadits Ibnu ‘Abbas ).
Waktu luang adalah nikmat dari Allah, maka tidak sepantasnya seseorang mensia-siakan waktu luang itu dengan bermain dan kelalaian serta kemalasan , tetapi memanfaatkan waktu itu dengan memperbanyak amalan dan kebaikan baik yang bermanfaat untuk saat sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Demikianlah kaidah dalam belajar dan menuntut ilmu, sebagaimana termaktub dalam penafsiran ayat tersebut, hendaknya dilakukan dengan berkesinambungan / Istiqomah.

Demikian pula hal nya, di dalam kegiatan belajar mengajar ( KBM ), Rumah Qur’an Al Badr telah menerapkan kebijakan untuk memberikan waktu untuk berlibur di akhir tahun, seperti halnya libur sekolah yang telah diterapkan oleh departemen pendidikan nasional ( DikNas ).
Akan tetapi pada masa masa liburan tersebut, para santri di Rumah Qur’an Al Badr tetap akan memperoleh tugas berupa kegiatan belajar dan mengulang kembali pelajaran yang telah diperoleh nya di rumah bersama sama dengan bimbingan para orang tuanya masing-masing.
Ragam kegiatan belajar di rumah tersebut di antaranya adalah membaca kembali materi Iqro, dan persiapan hafalan Al Qur’an juz ‘Amma baik berupa murojaah / mengulang ulang hafalan maupun ziyadah / menambah hafalan baru.
Suksesnya agenda kegiatan belajar di rumah tersebut tentunya sangat bergantung pada dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh orang tua masing-masing siswa, yang di antaranya adalah dengan turut memberikan autentikasi berupa tanda paraf di kolom khusus pada lembar kegiatan harian santri / siswa.


Karena sejatinya, saat terindah adalah ketika para santri sedang berada di rumah bersama sama dengan keluarga dan kedua orangtuanya.
Lembar isian bagi kegiatan belajar di rumah merupakan sebuah sarana pengontrolan dari para guru di Rumah Qur’an Al Badr kepada para siswa / santri, agar senantiasa terjaga dan terus belajar meski sedang memasuki pekan libur di akhir tahun.
